ORGANISASI UNESCO

Mengenal Sejarah UNESCO dan Program Prioritasnya

Sejarah unesco bermula pada 1942 ketika berbagai negara Benua Eropa menghadapi Nazi.

Dikutip dari buku Kapita Selekta Pemasyarakatan Edisi III oleh Abdul Rasyid, dkk., merupakan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB yang mempunyai tujuan mempromosikan perdamaian dan keamanan

Sejarah UNESCO

The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) merupakan organisasi yang dibentuk oleh PBB. Organisasi satu ini mempunyai tanggung jawab dalam promosi perdamaian, hak asasi manusia, keadilan sosial, serta keamanan nasional.

berdiri sejak 1942 ketika berbagai negara Benua Eropa berjuang menghadapi Nazi serta sekutunya. Mereka duduk bersama di Inggris dalam Konferensi Menteri Pendidikan Sekutu.

Perang Dunia II belum selesai, tetapi berbagai negara Eropa berusaha menemukan cara serta sarana demi rekonstruksi sistem pendidikan setelah dilakukan perdamaian. Rencana tersebut hanya membutuhkan waktu singkat untuk direalisasikan dimana Amerika Serikat ikut bergabung.

Berkat usul dari CAME, Konferensi PBB dituntut membentuk organisasi budaya dan pendidikan yang diadakan sejak 1 sampai 16 November 1945 di London. Konferensi tersebut dihadiri 44 negara yang bergabung untuk menciptakan organisasi dengan visi misi budaya perdamaian.

Konstitusi ditandatangani 16 November 1945 serta mulai berlaku pada 4 November 1946 setelah 20 negara meratifikasinya, yaitu:

  • Brasil
  • Australia
  • China
  • Kanada
  • Denmark
  • Cekoslowakia
  • Mesir
  • Republik Dominika
  • Yunani
  • Prancis
  • Lebanon
  • India
  • Selandia Baru
  • Meksiko
  • Arab saudi
  • Norwegia
  • Turki
  • Afrika Selatan
  • Inggris
  • Amerika Serikat

Program Prioritas UNESCO

Berikut ini lima program prioritas UNESCO:

1. Pendidikan

UNESCO memandang pendidikan sebagai hak asasi manusia fundamental dan kunci pembangunan berkelanjutan. Program pendidikan UNESCO mencakup berbagai aspek, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Beberapa inisiatif utamanya meliputi:

  • Education for All (EFA) – bertujuan menyediakan pendidikan dasar berkualitas untuk semua anak, remaja dan orang dewasa
  • Global Citizenship Education – mempromosikan nilai-nilai perdamaian, toleransi dan pemahaman antarbudaya
  • Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan – mengintegrasikan isu-isu keberlanjutan ke dalam kurikulum
  • Literasi untuk Semua – meningkatkan tingkat melek huruf global, terutama di negara berkembang

2. Ilmu Pengetahuan Alam

Di bidang sains, UNESCO berupaya memperkuat kapasitas ilmiah negara-negara anggota dan mendorong inovasi untuk mengatasi tantangan global. Program-programnya meliputi:

  • Ilmu Kelautan – mempromosikan penelitian dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan
  • Sistem Peringatan Dini Tsunami – mengembangkan sistem peringatan tsunami di berbagai wilayah rawan bencana
  • Program Hidrologi Internasional – menangani isu-isu terkait air tawar global
  • Man and the Biosphere Programme – mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan

3. Ilmu Sosial dan Humaniora

UNESCO juga aktif dalam bidang ilmu sosial dan humaniora untuk memajukan hak asasi manusia dan mengatasi tantangan sosial. Beberapa fokus programnya adalah:

  • Manajemen Transformasi Sosial – meneliti isu-isu seperti migrasi, urbanisasi, dan diskriminasi
  • Bioetika – mengkaji implikasi etis dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Demokrasi dan Kewarganegaraan Global – mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan partisipasi warga
  • Pemuda – memberdayakan kaum muda sebagai agen perubahan positif

4. Kebudayaan

Pelestarian dan promosi keragaman budaya menjadi salah satu misi utama UNESCO. Program-program di bidang kebudayaan meliputi:

  • Warisan Dunia – mengidentifikasi, melindungi dan melestarikan situs-situs warisan budaya dan alam yang memiliki nilai luar biasa bagi kemanusiaan
  • Warisan Budaya Takbenda – melindungi tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial, ritual, dan kerajinan tradisional
  • Keragaman Ekspresi Budaya – mendorong dialog antar budaya dan industri kreatif
  • Museum – mempromosikan peran museum dalam pendidikan, dialog budaya dan pembangunan berkelanjutan

5. Komunikasi dan Informasi

Di era digital, berupaya memastikan akses universal terhadap informasi dan pengetahuan. Program-programnya mencakup:

  • Kebebasan Berekspresi – mempromosikan kebebasan pers dan keselamatan jurnalis
  • Akses Universal terhadap Informasi – mendorong kebijakan dan standar untuk masyarakat informasi yang inklusif
  • Warisan Dokumenter – melindungi dan mempromosikan akses terhadap warisan dokumenter dunia melalui program Memory of the World
  • Media and Information Literacy – meningkatkan kemampuan kritis masyarakat dalam mengakses dan menggunakan media dan informasi

Tugas utama UNESCO

menjalankan berbagai program dan inisiatif yang meliputi bidang pendidikan, ilmu sosial dan ilmu alam, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi. Adapun beberapa tugas utamanya meliputi

  1. Mendorong pendidikan berkualitas

UNESCO berkomitmen memastikan akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok yang rentan, serta mendukung pengentasan buta huruf di berbagai negara.

  1. Melindungi dan melestarikan warisan budaya dunia

UNESCO bertanggung jawab melindungi situs-situs bersejarah dan budaya tak benda yang memiliki nilai universal agar tetap terjaga

  1. Membangun dialog antar budaya

UNESCO berperan dalam mempromosikan toleransi dan saling pengertian melalui dialog lintas budaya dan agama guna menciptakan perdamaian dunia.

  1. Memajukan kebebasan informasi dengan menyediakan platform global

UNESCO mendukung kebebasan berekspresi, keberagaman media, serta akses informasi yang adil sebagai bagian dari hak asasi manusia. Untuk diskusi isu-isu global dan pengembangan kebijakan.

Fungsi atau peran utama 

  1. Mengembangkan inovasi dan terobosan baru di sektor pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
  2. Menyusun standar internasional di berbagai bidang sebagai acuan global.
  3. Menjamin keberagaman dan sikap netral dalam setiap program dan kegiatannya.
  4. Mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia di berbagai negara.
  5. Menyediakan ruang untuk berdiskusi mengenai isu-isu global yang penting.
  6. Merumuskan pedoman serta memberikan penghargaan atas pencapaian luar biasa.

Peran dan Dampak Global UNESCO: Dari Pemberantasan Buta Huruf hingga Pelestarian Warisan Dunia

Selama lebih dari 75 tahun keberadaannya, telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan global. Beberapa pencapaian dan kontribusi penting UNESCO antara lain:

Pemberantasan Buta Huruf

UNESCO telah memainkan peran kunci dalam meningkatkan tingkat melek huruf global. Melalui program-program literasinya, UNESCO telah membantu jutaan orang di seluruh dunia untuk belajar membaca dan menulis. Tingkat melek huruf global telah meningkat dari sekitar 56% pada tahun 1950 menjadi lebih dari 86% pada tahun 2020.

Pelestarian Warisan Dunia

Program Warisan Dunia UNESCO telah berhasil mengidentifikasi dan melindungi lebih dari 1.100 situs warisan budaya dan alam di seluruh dunia. Ini termasuk monumen bersejarah, situs arkeologi, lanskap budaya, dan keajaiban alam yang memiliki nilai luar biasa bagi kemanusiaan. Beberapa contoh terkenal termasuk Piramida Giza di Mesir, Taj Mahal di India, dan Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat.

Promosi Keragaman Budaya

UNESCO telah menjadi garda depan dalam mempromosikan dan melindungi keragaman budaya dunia. Melalui Konvensi 2003 tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, telah mengakui dan melindungi lebih dari 500 praktik dan ekspresi budaya tradisional dari seluruh dunia.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan

Program-program ilmiah telah berkontribusi pada kemajuan pengetahuan dalam berbagai bidang. Misalnya, Program Manusia dan Biosfer telah membantu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara manusia dan lingkungan, sementara Komisi Oseanografi Antar Pemerintah telah memajukan penelitian kelautan global.

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

UNESCO telah menjadi pemimpin dalam mengintegrasikan konsep pembangunan berkelanjutan ke dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Ini membantu mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan pengurangan kemiskinan.

Perlindungan Kebebasan Berekspresi

Melalui program-program komunikasi dan informasinya, UNESCO telah menjadi advokat kuat untuk kebebasan pers dan keselamatan jurnalis di seluruh dunia. Organisasi ini secara aktif memantau dan melaporkan pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi.

Struktur dan Tata Kelola : Mewujudkan Kerja Sama Global

UNESCO memiliki struktur organisasi yang dirancang untuk memfasilitasi kerja sama internasional dan pengambilan keputusan yang efektif. Berikut adalah komponen utama dalam tata kelola 

Konferensi Umum

Konferensi Umum adalah badan pengambil keputusan tertinggi . Ini terdiri dari perwakilan dari semua negara anggota dan bertemu setiap dua tahun untuk menentukan kebijakan dan garis besar program kerja organisasi. Konferensi Umum juga memilih anggota Dewan Eksekutif dan menunjuk Direktur Jenderal.

Dewan Eksekutif

Dewan Eksekutif terdiri dari 58 negara anggota yang dipilih oleh Konferensi Umum. Dewan ini bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan program-program yang disetujui oleh Konferensi Umum dan mempersiapkan agenda untuk sesi Konferensi Umum berikutnya. Dewan Eksekutif bertemu dua kali setahun.

Sekretariat

Sekretariat , yang dipimpin oleh Direktur Jenderal, bertanggung jawab untuk menjalankan program-program yang disetujui oleh Konferensi Umum. Sekretariat terdiri dari staf internasional yang bekerja di kantor pusat di Paris dan di lebih dari 50 kantor lapangan di seluruh dunia.

Komisi Nasional

Setiap negara anggota memiliki Komisi Nasional yang bertindak sebagai badan penghubung antara pemerintah nasional dan UNESCO. Komisi Nasional membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan program di tingkat nasional.

Organisasi Non-Pemerintah dan Mitra

UNESCO bekerja sama dengan berbagai organisasi non-pemerintah (LSM), lembaga akademik, dan mitra dari sektor swasta untuk melaksanakan program-programnya. Kemitraan ini membantu memperluas jangkauan dan dampak kerja UNESCO.

Peran Indonesia dalam UNESCO: Kontribusi dan Manfaat

Indonesia telah menjadi anggota aktif sejak 27 Mei 1950. Selama lebih dari 70 tahun keanggotaannya, Indonesia telah memberikan kontribusi signifikan dan juga menerima berbagai manfaat dari kerja sama dengan UNESCO. Berikut adalah beberapa aspek penting dari keterlibatan Indonesia dalam UNESCO:

Kontribusi Indonesia

  • Keanggotaan Dewan Eksekutif: Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif untuk periode 2023-2027, yang memungkinkan negara ini untuk berperan lebih aktif dalam pengambilan keputusan organisasi.
  • Warisan Dunia: Indonesia telah berhasil mendaftarkan 9 situs sebagai Warisan Dunia, termasuk Candi Borobudur, Taman Nasional Komodo, dan Sistem Subak di Bali.
  • Warisan Budaya Takbenda: 12 elemen budaya Indonesia telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda, termasuk wayang, batik, dan angklung.
  • Program Ilmiah: Indonesia berpartisipasi aktif dalam berbagai program ilmiah, termasuk Program Manusia dan Biosfer dengan 19 cagar biosfer yang terdaftar.

Manfaat bagi Indonesia

  • Pengakuan Internasional: Status Warisan Dunia dan Warisan Budaya Takbenda membantu mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia di tingkat global.
  • Dukungan Teknis: memberikan bantuan teknis dalam berbagai bidang, termasuk pelestarian warisan budaya dan alam, serta pengembangan kebijakan pendidikan.
  • Peningkatan Kapasitas: Melalui program-program, Indonesia dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
  • Jaringan Internasional: Keanggotaan di UNESCO membuka peluang bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam forum-forum internasional dan membangun kerja sama dengan negara-negara lain.

Tantangan dan Peluang

Meskipun telah mencapai banyak hal, masih ada tantangan dan peluang bagi Indonesia dalam keterlibatannya dengan UNESCO:

  • Pelestarian Warisan: Indonesia perlu terus meningkatkan upaya pelestarian situs-situs Warisan Dunia dan elemen budaya takbendanya.
  • Pendidikan Berkualitas: Masih ada kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan di berbagai daerah di Indonesia yang perlu diatasi.
  • Riset dan Inovasi: Ada peluang untuk lebih memanfaatkan program-program ilmiah UNESCO untuk mendorong riset dan inovasi di Indonesia.
  • Diplomasi Budaya: Indonesia dapat lebih memanfaatkan platform UNESCO untuk mempromosikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokalnya ke dunia internasional.

Kritik dan Kontroversi: Tantangan yang Dihadapi UNESCO

Meskipun memiliki misi mulia dan telah mencapai banyak hal positif, UNESCO tidak luput dari kritik dan kontroversi. Beberapa tantangan dan isu kontroversial yang dihadapi organisasi ini antara lain:

Politisasi

UNESCO sering dikritik karena dianggap terlalu terpolitisasi. Beberapa keputusan organisasi, terutama yang terkait dengan isu-isu sensitif seperti status Palestina, telah menimbulkan kontroversi dan bahkan menyebabkan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Israel, untuk keluar dari keanggotaan UNESCO pada tahun 2019.

Efektivitas Program

Beberapa pihak mempertanyakan efektivitas program-program UNESCO, terutama dalam mencapai tujuan-tujuan ambisius seperti pendidikan untuk semua. Kritik ini sering terkait dengan keterbatasan sumber daya dan tantangan dalam mengimplementasikan program di tingkat nasional.

Birokrasi dan Efisiensi

Seperti banyak organisasi internasional besar lainnya, UNESCO juga menghadapi kritik terkait birokrasi yang berlebihan dan kurangnya efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Ada panggilan untuk reformasi struktural untuk membuat organisasi lebih ramping dan efektif.

Keterwakilan dan Kesetaraan

Meskipun UNESCO mempromosikan keragaman, organisasi ini terkadang dikritik karena kurangnya keterwakilan dari negara-negara berkembang dalam posisi-posisi kunci dan dalam pengambilan keputusan.

Pendanaan

UNESCO menghadapi tantangan pendanaan yang signifikan, terutama setelah penarikan diri Amerika Serikat. Hal ini telah memaksa organisasi untuk melakukan pemotongan anggaran dan mencari sumber pendanaan alternatif.

Kontroversi Warisan Dunia

Proses penentuan dan pengelolaan situs Warisan Dunia terkadang menimbulkan kontroversi, terutama ketika ada konflik antara kepentingan pelestarian dan pembangunan ekonomi lokal.

Masa Depan UNESCO: Adaptasi terhadap Tantangan Global Baru

Memasuki abad ke-21, UNESCO terus beradaptasi untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Beberapa area fokus dan arah strategis UNESCO untuk masa depan meliputi:

Transformasi Digital

UNESCO semakin memfokuskan diri pada isu-isu terkait transformasi digital, termasuk kecerdasan buatan, literasi digital, dan etika dalam teknologi. Organisasi ini berupaya memastikan bahwa revolusi digital bermanfaat bagi semua dan tidak memperlebar kesenjangan yang ada.

Perubahan Iklim dan Keberlanjutan

Menghadapi krisis iklim global, UNESCO memperkuat perannya dalam mendukung pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan penelitian ilmiah terkait perubahan iklim. Ini termasuk upaya untuk melindungi situs-situs Warisan Dunia yang terancam oleh dampak perubahan iklim.

Pendidikan Pasca-Pandemi

Setelah pandemi COVID-19 yang mengakibatkan gangguan besar pada sistem pendidikan global, UNESCO memimpin upaya untuk membayangkan kembali pendidikan di era pasca-pandemi, dengan fokus pada inovasi, inklusi, dan ketahanan.

Keragaman Budaya di Era Global

UNESCO terus memperkuat perannya dalam mempromosikan dialog antarbudaya dan melindungi keragaman budaya di tengah globalisasi yang semakin intensif. Ini termasuk upaya untuk melindungi bahasa-bahasa yang terancam punah dan mendukung industri kreatif.

Kemitraan Multi-Stakeholder

Untuk mengatasi tantangan pendanaan dan meningkatkan efektivitas programnya, UNESCO semakin mengandalkan kemitraan dengan sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga akademik.

Reformasi Organisasi

UNESCO terus melakukan reformasi internal untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitasnya. Ini termasuk upaya untuk menyederhanakan proses pengambilan keputusan dan meningkatkan keterwakilan geografis dalam stafnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *